1. Pengertian
Kreativitas
Menurut Widayatun: Kreativitas adalah suatu kemampuan untuk memecahkan masalah,
yang memberikan individu menciptakan ide-ide asli/adaptif fungsi kegunaannya
secara penuh untuk berkembang.
Menurut James R. Evans: Kreativitas adalah keterampilan untuk menentukan pertalian
baru, melihat subjek perspektif baru, dan membentuk kombinasi-kombinasi baru
dari dua atau lebih konsep yang telah tercetak dalam pikiran
Menurut Santrock: Kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan tentang
sesuatu dalam cara yang baru dan tidak biasanya serta untuk mendapatkan
solusi-solusi yang unik.
Menurut Semiawan: Kreativitas adalah kemampuan untuk memberikan
gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas
meliputi baik ciri-ciri aptitude seperti kelancaran (fluency), keluwesan
(flexibility), dan keaslian (originality) dalam pemikiran, maupun ciri-ciri non
aptitude, seperti rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan dan selalu
ingin mencari pengalaman-pengalaman baru.
Menurut Munandar: Kreativitas adalah kemampuan untuk mengkombinasikan,
memecahkan atau menjawab masalah, dan cerminan kemampuan operasional anak
kreatif.
Pengertian Keberbakatan
Pengertian
Keberbakatan Menurut Para Ahli
Widodo Judarwanto (2007) Keberbakatan adalah kemampuan
intelektual atau kecerdasan diantaranya meliputi kemampuan intelektual musik,
matematika, fisika, kimia, elektronika, informasi tehnologi, bahasa, olahraga
dan berbagai tingkat kecerdasan di berbagai bidang lainnya yang kemampuannya
jauh di atas rata-rata anak seusianya
Galton (2002) Kebeberbakatan merupakan kemampuan alami yang luar biasa,
diperoleh dari kombinasi sifat-sifat yang meliputi kapasitas intelektual,
kemauan yang kuat, dan untuk kerja.
Renzulli (2002) Keberbakatan merupakan interaksi antara kemampuan umum
dan/atau spesifik, tingkat tanggung jawab terhadap tugas yang tinggi dan
tingkat kreativitas yang tinggi.
Clark (1986) Keberbakatan adalah ciri-ciri universal yang khusus dan
luar biasa, yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil interaksi dari pengaruh
lingkungan. Keberbakatan ikut ditentukan oleh kebutuhan dan kecenderungan
kebudayaan dimana seseorang yang berbakat itu hidup.
2.
Hubungan Keberbakatan dan Kreativitas
Konsepsi “ Three-Ring Conception” dari Renzulli dan
kawan – kawan ( 1981), yang menyatakan bahwa tiga ciri pokok yang merupakan
kriteria ( persyaratan) keberbakatan ialah keterkaitan antara:
a. Kemampuan umum di atas rata –
rata
Salah satu kesalahan dalam identifikasi anak
berbakat ialah anggapan bahwa hanya kecerdasan dan kecakapan sebagaimana diukur
dengan tes prestasi belajar yang menentukan keberbakatan dan produktivitas
kreatif seseorang. Bahkan Terman ( 1959) yang dalam penelitiannya terhadap anak
berbakat hanya menggunakan kriteria inteligen, dalam tulisan – tulisannya
kemudian mengakui bahwa inteligensi tinggi tidak sinonim dengan keberbakatan.
Wallach ( 1976 ) pun menunjukkan bahwa mencapai skor tertinggi pada tes
akademis belum tentu mencerminkan potensi untuk kinerja kreatif produktif.
Dalam istilah “ kemampuan umum” tercakup barbagai
bidang kemampuan yang biasanya diukur oleh tes inteligensi, prestasi, bakat,
kemampuan, mental primer, dan berpikir kreatif. Sebagai contoh adalah
penalaran, verbal numerical, kemampuan spasial, kelancaran dalam memberikan
ide, dan orisinalitas. Kemampuan umum ini merupakan salah atu kelompok
keberbakatan di samping kreativitas dan “task – commitment”.
b. Kreativitas di atas rata – rata
Kelompok (cluster) kedua yang dimiliki anak / orang
berbakat ialah kreativitas sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu
yang baru, sebagai kemampuan memberikan gagasan – gagasan baru yang dapat
diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan
untuk melihat hubungan – hubungan baru antara unsur – unsur yang
sudah ada sebelumnya.
c. Pengikatan diri terhadap tugas (
task commitment cukup tinggi)
Kelompok
karakteristik yang ketiga yang ditemukan pada individu yang kreatif produktif ialah pengikatan diri terhadap
tugas sebagai bentuk motivasi yang internal
yang mendorong seseorang untuk tekun dan ulet mengerjakan tugasnya, meskipun mengalami macam –
macam rintangan atau hambatan, menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung
jawabnya, karena ia telah mengikatkan diri terhadap tugas tersebut atas
kehendaknya sendiri.
Galton meskipun menganut pandangan
dasar genetis untuk keberbakatan dan “ genius “, namun dia percaya bahwa
motivasi intrinsic dan kapasitas untuk bekerja keras merupakan kondisi yang
perlu untuk mencapai prestasi unggul.
Manfaat dari definisi
Renzulli ialah melihat keterkaitan antara tiga kelompok ciri sebagai
persyaratan keberbakatan: kemampuan umum, kreativitas, dan motivasi (
pengikatan diri terhadap tugas).
Jadi, menurut definisi
Renzulli, seseorang yang memiliki kreativitas pasti berbakat, tetapi seseorang
yang berbakat belum tentu memiliki kreativitas.
A. PEMBELAJARAN
ANAK BERBAKAT
Anak berbakat adalah anak yang oleh orang – orang
profesional diidentifikasi sebagai anak yang mampu mencapai prestasi yang
tinggi karena mempunyai kemampuan – kemampuan unggul. Anak-anak tersebut
memerlukan program pendidikan yang berdiferensiasi dan/ atau pelayanan di luar
jangkauan program sekolah biasa agar dapat merealisasikan sumbangan mereka
terhadap masyarakat maupun untuk pengembangan diri sendiri. Utami Munandar
(1982)
Ciri-ciri Anak Berbakat
a. Intelektual/Belajar
Mudah menangkap pelajaran, ingatan baik,
pembendaharaan kata luas, penalaran tajam (berpikir logis-kritis, memahami
hubungan sebab-akibat), daya konsentrasi baik, menguasai banyak bahan tentang
berbagai topik, senang dan sering membaca, ungkapan diri lancar dan jelas,
pengamat yang cermat, senang mempelajari kamus maupun peta dan
ensiklopedi. Cepat memecahkan soal, cepat menemukan kekeliruan atau
kesalahan, cepat menemukan asas dalam suatu uraian, mampu membaca pada usia
lebih muda, daya abstraksi tinggi, selalu sibuk menangani berbagai hal.
b. Kreativitas
Dorongan ingin tahunya besar, sering mengajukan
pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu
masalah, bebas dalam menyatakan pendapat, mempunyai rasa keindahan, menonjol
dalam salah satu bidang seni, mempunyai pendapat sendiri dan dapat
mengungkapkannya serta tak mudah terpengaruh orang lain, rasa humor tinggi,
daya imajinasi kuat, keaslian
(orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan, karangan, dan sebagainya.
Dalam pemecahan masalah menggunakan cara-cara
orisinal yang jarang diperlihatkan anak-anak lain), dapat bekerja sendiri,
senang mencoba hal-hal baru, kemampuan mengembangkan atau memerinci suatu
gagasan (kemampuan elaborasi).
c. Motivasi
Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus
dalam waktu lama, tak berhenti sebelum selesai), ulet menghadapi kesulitan (tak
lekas putus asa), tak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi, ingin
mendalami bahan/bidang pengetahuan yang diberikan, selalu berusaha berprestasi
sebaik mungkin (tak cepat puas dengan prestasinya), menunjukkan minat terhadap
macam-macam masalah "orang dewasa" (misalnya terhadap pembangunan,
korupsi, keadilan, dan sebagainya).
d. Pengamatan yang
Siaga dan Cermat
Seorang anak memperhatikan apa yang berlansung dalam
lingkungannya. Ia melakukannya tidak saja dengan gerak – gerik, tetapi juga
melalui pandangan mata
e. Bahasa
Anak berbicara lebih cepat dibandingkan dengan anak
– anak sebayanya. Ia mampu menggunakan kata – kata yang lebih sulit dan kalimat
– kalimat yang lebih majemuk.
f. Keterampilan Motorik
Anak dapat menanggapi atau benda dengan lebih
tepat dan tidak cepat menjatuhkannya. Ia dapat membuat bangunan dalam permainan
balok atau kotak yang lebih sulit dan menempatkannya dengan keseimbangan yang
baik, misalnya pada pembuatan menara tinggi. Selain itu, juga tampak dalam
menggambar dan berolahraga.
g. Membaca
Sudah dapat membaca sebelum masuk sekolah dasar, dan
biasanya belajar sendiri. Ketika masih bayi, tidak pernah memegang buku gambar
terbalik. Gambar – gambar itu pun sepertinya dibaca dari kiri ke kanan.
h. Matematika
Seperti halnya membaca, keterampilan matematika
dimulai dengan memahami konsep – konsep yang mendasarinya. Anak cepat menunjukkan
perhatian terhadap waktu, ukuran dan hitung – menghitung. Anak banyak
mengajukan pertanyaan tentang berapa lama, berapa banyak dan pertanyaan –
pertanyaan sejenisnya. Anak cepat mengingat hari – hari ulang tahun, usia
seseorang dan hal – hal yang berhubungan dengan angka.
i. Ingatan
Anak mempunyai ikatan yang baik tentang pengalaman
atau pengetahuan yang diperoleh. Anak ingin mengetahui sesuatu dan sering
bertanya tentang hal – hal yang tidak diperhatikan oleh orang lain.
j. Rasa Ingin
Tahu dan Keuletan
Dalam hal – hal mengajukan pertanyaan, anak tidak
sekedar bertanya mengenai siapa atau apa yang terjadi, tetapi juga bagaimana
dan sebagainya. Untuk memperoleh jawabannya, anak sangat gigih dan keras hati.
Mereka biasanya menunjukkan semangat dan energi yang
sangat besar. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika minat dan kegiatannya
beragam hingga mengakibatkan kurang tidur.
k. Persahabatan
Mereka menyukai teman – teman yang lebih tua atau
senang bersama orang dewasa.
B. Penerapan
Pembelajaran Anak Berbakat menurut Barbe & Renzulli
Implikasi dalam pembelajaran anak berbakat
disimpulkan oleh Barbed an Renzulli (Munandar, 1999: 62) sebagai berikut:
a.
Pertama-tama guru perlu memahami diri sendiri, karena anak yang belajar tidak
hanya dipengaruhi oleh apa yang dilakukan guru, tapi juga bagaimana guru
melakukannya. Mustahil mengharapkan seseorang dapat memahami kebutuhan,
perasaan, dan perilaku orang lain, jika ia tidak mengenal diri sendiri. Dalam
menghadapi siswa-siswanya, guru yang baik selalu menilai kemampuan, persepsi,
motivasi, dan perasaan-perasaanya sendiri. Guru perlu menyadari baik
kekuatan-kekuatan maupun kelemahan-kelemahannya. Anak berbakat akan paling maju
di bawah bimbingan guru yang memiliki kecerdasan cukup tinggi, memiliki
pengetahuan umum yang luas, serta menguasai mata pelajaran yang diajarkannya
secara cukup mendalam.
Jika guru pada saat-saat tertentu tidak mengetahui
sesuatu dan tidak dapat menjawab pertanyaan siswanya, adalah lebih baik
mengatakan “Saya tidak tahu: marilah kita cari jawabannya bersama-sama!” atau
“Berilah saya waktu untuk memikirkannya!” Jawaban seperti ini akan lebih
mendapat penghargaan dan kepercayaan siswa daripada jika guru menjawab asal
saja. Mengapa? Karena anak berbakat bersifat kritis, mempunyai kemampuan
penalaran yang tinggi, dan suka mempertanyakan segala sesuatu.
Guru perlu juga menguji perasaan-perasaannya
terhadap anak berbakat. Sikap menguji atau mempertanyakan dari anak berbakat
dapat menjengkelkan guru yang bersifat otoriter. Penjelasan guru yang biasanya
diterima begitu saja oleh kebanyakan anak mungkin diragukan oleh anak berbakat.
Jika guru menunjukkan perasaan tidak senang oleh pertanyaan-pertanyaan anak
berbakat, ia dapat mematikan rasa ingin tahu anak, sedangkan guru yang terbuka
terhadap gagasan dan pengalaman baru akan meluaskan dimensi minat anak.
b. Di samping memahami
diri sendiri, guru guru perlu memiliki pengertian tentang keberbakatan.
Oleh karena itu, guru yang akan membina anak
berbakat perlu memperoleh informasi dan pengalaman mengenai
keberbakatan, tentang apa yang diartikan tentang keberbakatan, bagaimana
cirri-ciri anak berbakat, dan dengan cara-cara apa saja kebutuhan pendidikan
anak berbakat dapat terpenuhi. Dengan mengetahui kebutuhan-kebutuhan pendidikan
anak berbakat, guru akan menyadari bahwa anak-anak ini memerlukan pelayanan
pendidikan khusus yang terletak di luar jangkauan kurikulum biasa./
c. Setelah
anak berbakat diidentifikasi, guru hendaknya mengusahakan suatu lingkungan
belajar sesuai dengan perkembangan yang unggul dari kemampuan-kemampuan anak.
Sehubungan
dengan ini guru hendaknya lebih berfungsi sebagai fasilitator belajar daripada sebagai instructor
(pengajar) yang menentukan semuanya. Fungsi
pendidik adalah mempersiapkan siswa untuk belajar seumur hidup. Setiap anak dilahirkan dengan rasa
ingin tahu. Ia terbuka terhadap pengalaman
baru dan belajar dari pengalamannya sesuai dengan kebutuhannya. Hanya sayang, pada waktu anak mulai masuk sekolah
sering dorongan alamiah untuk belajar
ini terkekang karena kurikulum yang kaku dan
program belajar yang tidak beragam (berdiferensiasi), artinya tidak disesuaikan dengan kemampuan dan minat
anak. Jika dorongan alamiah ini terhambat
di sekolah, rasa ingin tahu anak akan mati dan berganti menjadi sikap apatis,
acuh tak acuh. Karena itu, diperlukanmotivasi eksternal (berupa dorongan,
pujian, teguran dari guru dan orang tua) dan system penghargaan (nilai-nilai
prestasi belajar, angka rapor) untuk menumbuhkan minat anak. Terutama anak yang
cerdas dan berbakat dengan rasa ingin tahu yang kuat dan minat yang luas akan
merasa terhambat dengan kurikulum yang hanya berorientasi pada mayoritas anak.
d. Guru anak berbakat
lebih banyak memberikan tantangan daripada tekanan.
Prakarsa dan keuletan anak berbakat membuatnya
tertarik terhadap tantangan. Ia senang menguji kemampuan dan penglamannya
terhadap tugas yang bermakna baginya. Ia merasa tertantang untuk menjajaki hal
yang sulit dan belum diketahui. Anak yang berbakat dan kreatif cepat bosan
dengan tugas-tugas rutin dan yang hanya mengulang-ulang.
e. Guru
anak berbakat tidak hanya memperhatikan produk atau hasil belajar siswa, tetapi
lebih-lebih proses belajar.
Macam kegiatan belajar yang lebih berorientasi
kepada proses daripada terhadap produk semata-mata dapat dilihat dari
contoh-contoh berikut ini.
-Pemecahan masalah dengan lebih menekankan pada
proses memperoleh jawaban daripada jawabannya sendiri.
-Membuat klasifikasi (penggolongan).
-Membandingkan dan mempertentangkan.
-Membuat pertimbangan sesuai dengan criteria
tertentu.
-Menggunakan sumber-sumber (kamus, ensiklopedi,
perpustakaan).
-Melakukan proyek penelitian.
-Melakukan diskusi.
-Membuat perencanaan kegiatan.
-Mengevaluasi pengalaman.
f. Guru anak berbakat lebih baik memberikan
umpan-balik daripada penilaian.
Agar menjadi orang dewasa yang mandiri dan percaya
pada diri sendiri, anak harus belajar bagaimana menilai pengalaman dan prestasi
belajarnya. Anak yang berbakat cukup mampu melakukan penilaian diri sejak
mereka masuk sekolah. Guru perlu memberi umpan-balik dan model prilaku, namun
seyogyanya anaklah yang menilai diri
sendiri. Guru dapat memberikan umpan-balik dengan membuat catatan yang menyatakan dimana letak kesalahan anak dan
bagaimana ia sendiri dapat
memperbaikinya. Jika nilai dalam bentuk angka harus
diberikan, maka sebaiknya dilengkapi dengan catatan penjelasan.
g. Guru anak berbakat harus menyediakan beberapa
alternatif strategi belajar.
Termasuk salah satu hal penting yang perlu diketahui
anak ialah bahwa ada lebih dari satu cara untuk mencapai sasaran atau tujuan,
ada macam-macam kemungkinan jawaban terhadap satu masalah, ada beberapa
cara untuk mengelompokkan objek, dan ada beberapa sudut pandang dalam diskusi.
Hendaknya anak diperbolehkan menjajaki beberapa cara
atau jalan untuk mencapai tujuan. Kreativitas akan berkembang dalam suasana
yang memberika kebebasan untuk menyelidiki. Jika anak tidak dengan sendirinya
melihat macam-macam jalan yang dapat ditempuh, hendaknya guru mengarahkan sehingga
ia dapat melihat adanya macam-macam alternative strategi belajar.
h. Guru hendaknya dapat menciptakan suasana di dalam
kelas yang menunjang rasa percaya
diri anak serta dimana anak merasa aman dan berani mengambil resiko dalam menentukan pendapat dan
keputusan.
Hendaknya setiap anak merasa aman untuk mencoba
cara-cara baru dan menjajaki gagasan-gagasan baru di dalam kelas. Banyak anak
yang kreatif terlambat dalam ungkapan diri karena takut mendapat kritik, takut
gagal, takut membuat kesalahan, takut tidak disenangi guru, atau takut tidak
memenuhi harapan orang tua.
Dengan menciptakan suasana di dalam kelas dimana
setiap anak merasa dirinya diterima dan dihargai, serta guru menunjukkan bahwa
ia percaya akan kemampuan anak, maka akan terpupuk rasa harga diri anak.
3. Manfaat
yang diperoleh Mahasiswa
-Agar mahasiswa mengetahui konsep yang berkaitan
dengan bakat dan kreativitas.
-Agar mahasiswa mengetahui cara mengidentifikasi
bakat kreatif dan cara mengidentifikasi bidang-bidang bakat.
-Agar mahasiswa mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan bakat anak.
-Agar mahasiswa mengetahui konsep kurikulum untuk
mengembangkan bakat anak.
4. Contoh
Kreativitas dan Bakat Masing-Masing
Saya mempunya
kreativitas membuat bintang dan bunga dari sedotan, saya mulai belajar membuat
itu dari umur saya 8 tahun bersama teman.
Bakat saya adalah menari,
dari saya SD sampai saya SMA saya selalu mengambil kegiatan atau eskul menari. Saya
bisa menarikan macam – macam tarian nusantara. Contohnya: tari saman, tari
piring, tari kipas, dan masih ada yang lainnya.
References:
Munandar,
Utami.2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : PT RINEKA CIPTA.
S.C.U.
Munandar. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta:
PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.1992.
Prof.
Dr. Ir. Andi Hakim Nasution, dkk. (1982). Anak-Anak Berbakat Pembinaan dan
Pendidikannya. Jakarta: CV. Rajawali.
http://andintacastineputri.blogspot.co.id/2015/06/keberbakatan-menurut-para-ahli-dan-ciri.html
http://www.pengertianahli.com/2013/11/pengertian-kreativitas-menurut-para-ahli.html
Hasan,
Maimunah. (2009). PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Jogjakarta: DIVA Press.
http://lalandahlannesatta.blogspot.com/2011/11/kurikulum-deferensiasi_25.html