PSIKOLOGI DAN INTERNET DALAM LINGKUP INTERPERSONAL 2
1. Mengembangkan Kepercayaan dalam Tim Virtual yaitu mengenai pengembangan
kepercayaan dalam tim virtual
Tim Virtual adalah sebuah tim yang dibentuk karena adanya keterbatasan
waktu dan ruang dan tidak dapat bersatu secara fisik antara satu sama lain
sehingga dibuatlah Tim Virtual menggunakan jaringan komputer agar dapat
mencapai tujuan bersama. Tim Virtual biasanya dibuat ketika
sekelompok orang ingin mengerjakan tugas kelompok atau hanya sekedar ingin
berbagi informasi. Berikut adalah beberapa perbedaan dan persamaan Tim Virtual
dengan tim yang bertemu secara fisik, antara lain:
Persamaan
- Adanya
tujuan yang ingin dicapai bersama
- Adanya
komunikasi dari setiap anggota tim
- Memerlukan
adanya diskusi tim
- Kepercayaan
dalam tim
Perbedaan
- Kontak
sosial yang terbatas pada tim virtual
- Ruang
dan waktu
- Tingkat
emosional setiap anggota
Rasa saling percaya
disetiap anggota tim sangatlah diperlukan, agar tujuan yang ingin dicapai dapat
terwujud secara maksimal. Namun dengan kurangnya kontak sosial, rasa saling
percaya antar anggota tim dapat berkurang sehingga kemungkinan untuk gagal
sangatlah mungkin dalam tim virtual. Dalam mengatasi hal ini saya memiliki
beberapa cara agar rasa saling percaya dari setiap anggota tim dapat tumbuh
sehingga tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud secara maksimal, berikut
caranya:
a.
Pemimpin
yang kompeten
Adakalanya
anggota tim akan patuh dan percaya kepada pemimpinnya jika pemimpin itu
mempunyai kompetensi yang lebih seperti keterampilan dan pengalaman yang sangat
memadai.
b.
Membagi
tugas dengan rata
Menurut
saya pembagian tugas merupakan salah satu faktor timbulnya kepercayaan dalam
tim virtual. Ketika seorang anggota tim merasa tugasnya lebih berat daripada
yang lain, orang tersebut akan berprasangka buruk terhadap anggota yang lain
seperti prasangka adanya hubungan khusus antara pemimpin dan salah satu anggota
lainnya.
c.
Keaktifan
setiap anggota
Setiap
anggota tim harus aktif dalam forum diskusi yang sudah direncanakan. Dalam
setiap pertemuan virtual tersebut setiap anggota harus menjelaskan hasil
pekerjaan yang telah ia kerjakan dan jika terjadi kesalahan dapat dilakukan
evaluasi dan harus berperan aktif dalam memberi masukan-masukan terhadap
evaluasi tersebut sehingga timbulnya kepercayaan antara aggota dengan anggota
maupun anggota dengan pemimpin.
Kerjasama merupakan hal terpenting dalam sebuah tim,
baik itu tim virtual maupun tim face to face. Karena dengan adanya kerjasama
setiap anggota tim, akan memunculkan rasa kebersamaan dalam mencapai tujuan
bersama yang ingin diraih. Sekian pernjelasan dari saya mengenai hal-hal yang
dapat membangun kepercayaan dalam Tim virtual.
5 Tantangan
Saya
ingin berbagi 5 tantangan yang saya hadapi membangun virtual team untuk sebuah start-up di Silicon
Valley: gabungan developer, tester, dan customer service di China, India,
Mexico, dan Turki.
a.
Communication
Mungkin
ini salah satu hal yang paling sering mengakibatkan sakit kepala adalah
komunikasi. Bagi yang sudah berpasangan, Anda pasti tahu betapa sulitnya
berkomunikasi secara jelas dengan pasangan Anda. Hanya saja di dalam perusahaan
masalah komunikasi biasanya jauh lebih rumit. Karena komunikasi yang kurang
baik, sering terjadi software yang dihasilkan berbeda jauh dari apa yang
diminta klien.
Keadaan ini menjadi
lebih rumit, ketika ada variabel baru di mana anggota tim tidak punya satu
bahasa yang sama: language
barrier. Dokumen yang Anda tulis dalam bahasa Inggris belum tentu dapat
dimengerti sepenuhnya oleh rekan kerja di Vietnam, misalnya. Begitu pula Anda
mungkin sampai pada kesimpulan yang kurang tepat setelah membaca imel bahasa
Inggris dari rekan kerja di China. Walau tidak ada solusi instan, penggunaan
gaya bahasa sangat sederhana dan sering memberikan contoh pendukung yang jelas
(seperti diagram, screenshot, wireframe, dsb) —asal jangan over-communicate,
dapat mengurangi kesalahpahaman dan kerancuan.
b.
Cultural Awareness
Selain
komunikasi, toleransi dan pengetahuan akan budaya lain juga perlu diperhatikan.
Cara penyampaian intensi baik di daerah A bisa diterima sebaliknya bila
diterapkan di B. Erat
kaitannya dengan komunikasi, terjemahan langsung atau direct translation dari satu bahasa ke bahasa lain tanpa
memperhatikan konteks juga dapat menambah probabilitas salah pengertian antara
anggota.
Satu anekdot: Pernah
satu hari, rekan customer
support di India mengakhiri
sesi chat dengan manajernya, orang Amerika, dengan “Hope you have a busy day!”
Walau ungkapan tersebut bermaksud ramah di daerah di mana rekan tersebut
dibesarkan, lucu juga melihat manajernya terkejut dan dengan besar hati berusaha
mencoba mengerti tanpa bergegas marah.
Pengadaan pedoman
komunikasi (imel, sambutan, dll) ketika mulainya terbentuk tim terbukti dapat
membantu mengurangi kesalahpahaman akibat perbedaan budaya. Kecuali memang
seseorang sengaja bertindak tidak sepantasnya, biasanya dengan cukup waktu dan trial-and-error, kesadaran
budaya ini biasanya dapat dipelajari dan dipraktekan dengan baik.
c.
Self Motivation
Tidak
semua orang berfungsi dengan baik dalam virtual team di mana setiap individu
diharapkan bersifat self-motivated dan mampu bekerja secara mandiri tanpa
pengawasan atau struktur eksternal. Faktor penting berikutnya adalah result-oriented, karena tidak
ada rekan di sekitar yang sadar betapa intensifnya seseorang berusaha
menyelesaikan tugas kecuali pada akhirnya dia dapat mendemonstrasikan hasil
akhirnya dengan jelas.
d.
Logistics
Pukul
8 malam hari Minggu di Silicon Valley = pukul 11 pagi hari Senin di pulau Jawa.
Perbedaan time zone yang besar ini sering menjadi
tantangan yang seru dalam segi pengaturan resources.
Seandainya para developer di Jakarta perlu keputusan dari San Francisco untuk
menyelesaikan suatu masalah, seseorang perlu memastikan ketergantungan ini bisa
segera diselesaikan supaya tidak ada waktu yang terbuang percuma. Jika tidak,
developer di Jakarta sudah siap kerja (Senin pagi) tapi perlu menunggu product manager-nya masih pesta
di San Francisco (Minggu malam); setelah keputusan sudah terbentuk hari Senin
di Amerika, pelaksanaannya akan tertunda menunggu developer di Jakarta siap
kembali. Keterlambatan yang biasanya terjadi dalam jam, kini bisa menjadi hari.
e. Trust
Ini
tentunya tantangan yang paling besar untuk membentuk virtual team (apa saja,
sebetulnya): memupuk kepercayaan atau trust di antara anggota tim. Trust sangatlah
penting untuk mendukung semua point di atas: sebagai basis untuk komunikasi
yang terbuka dan menyangga motivasi semua individu yang bersangkutan. Tanpa
diragukan, trust memerlukan perhatian khusus di setiap titik perkembangan tim
Anda.
Terlepas dari challenges di atas, keberhasilan (termasuk proses
untuk mencapainya) untuk membangun virtual team yang sukses sungguhlah
berharga. Masing-masing tim member mendapat kesempatan untuk lansung terjun
belajar berkomunikasi dengan lebih efektif, meningkatkan kesadaran akan budaya
lain, dan mempersiapkan diri untuk proses kolaborasi di dalam pasar global.
Belakangan ini saya menemukan kalau pengalaman ini bisa menjadi nilai tambah
yang besar dalam resume Anda.
2.
Psikologi Ketertarikan Interpersonal dalam Internet yaitu mengenai fenomena
ketertarikan interpersonal melalui internet
Komputer merupakan media komunikasi yang memberikan
tempat baru bagi pengaruh keakraban. Kenyataannya, seseorang dengan jarak
ribuan mil menjadi tidak berarti dengan adanya internet walau tidak bisa
bertemu. Keakraban dan jarak fungsional ditentukan oleh layar komputer. Apakah
terdapat perbedaan antara hubungan yang dijalin via computer dibanding dengan
yang dibentuk dalam kehidupan sehari-hari? Jawabannya tentu saja iya, karena
ketika berjumpa melalui internet, ketertarikan berkembang melalui kualitas
percakapan, sedangkan mereka yang berjumpa secara langsung dengan tatap muka
ketertarikannya lebih tergantung pada daya tarik fisik (Mc Kenna, Green, &
Gleason, 2002). Jika kita bertemu dengan orang baru secara tatap muka kita
segera melihat penampilan fisiknya. Sebaliknya, ketika orang bertemu online,mereka dapat menyembunyikan tampangnya dan ciri
lain yang mungkin menurunkan daya tariknya, seperti rasa gugup saat berada
dalam situasi sosial. Anonimitas internet dapat memudahkan orang untuk
mengungkapkan informasi personalnya. Sebagai akibatnya, individu mungkin merasa
bahwa mereka lebih mampu mengekspresikan aspek-aspek penting dari diri riil
mereka saat berinteraksi melalui internet. Katelyn McKenna dan rekannya (2002)
memperkirakan bahwa orang mungkin menjalin persahabatan awal dengan cepat
secara online ketimbang melalui tatap muka.
Melalui internet orang dapat melakukan komunikasi
dengan orang lain atau bahkan dengan beberapa komunitas sekaligus, chatting online dengan fasilitas beberapa room
yang tersedia memungkinkan seseorang dapat berkomunikasi secara bersama, atau
beberapa komunitas website (social networking) seperti Friendster, MySpace,
Facebook, atau Twitter memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk
mengekspresikan dirinya ke depan publik. Beberapa individu lebih merasa dirinya
nyaman bila bertemu dengan teman di dunia maya dibandingkan teman dalam dunia
nyata. Individu yang ketagihan untuk terus chatting dalam menjalin hubungan dengan
orang lain secara online. Kecanduan ini secara bertahap akan membuat individu
tersebut lebih mementingkan orang yang ia kenal melalui online dibandingkan
dalam kehidupan nyata. dari beberapa penelitian menyebutkan bahwa sebagian
besar individu yang terlibat dalam komunikasi cyberspace (seperti; mailing
list, diskusi group, forum, chat rooms, bulletin boards, dsb) memperoleh
pengalaman-pengalaman yang menguntungkan dalam hubungan sosial, akan tetapi
tidak berlanjut pada kontak sosial yang nyata. Minimnya komunikasi verbal,
dimana individu mencoba memahami teks-teks kalimat yang muncul membuat kondisi
tersebut menjadi sebuah tantangan yang menarik bagi pengguna internet (Huang,
1996). Sebuah hubungan interpersonal didasarkan pada tingkat pemahaman teks-teks
(kalimat) menjadi daya tarik sendiri bagi beberapa orang, tidak perlu takut
dalam mengungkapkan argumentasi, malu dan merasa bebas dalam mengekspresi
dirinya dimana pada kenyataan sehari-hari dalam dunia nyata adalah hal yang
sulit mengungkapkan perilaku tersebut pada orang asing yang baru kita kenal.
Dalam beberapa hal, beberapa individu juga
cenderung untuk menutup dirinya dan bersikap bohong, dimana kata-kata teks yang
diungkapkan tidak sesuai dengan perilakunya dalam keseharian, kejadian ini akan
terus berlanjut selama komunikasi di internet terus dilakukannya. Teks juga
hanya memberikan pemahaman yang tidak memadai dalam memahami sebuah kondisi
emosional, kesalahan dalam interpretasi sering terjadi dibandingkan dengan
kondisi nyata (real life). Kondisi-kondisi ini akan menjadi tantangan bagi
pengguna internet untuk terus melibatkan dirinya secara online lebih mendalam.
Penyebab daya tarik antara individu yang satu
dengan yang lainnya adalah :
§ Kedekatan fisik
§ Kesamaan pendapat dan kepribadian, minat dan pengalaman, gaya interpersonal
§ Adanya rasa suka secara timbal balik (reciprocal liking)
§ Daya tarik fisik.
TEORI-TEORI
KETERTARIKAN INTERPERSONAL
a.
Social
Exchange Theory: Gagasan bahwa perasaan orang tentang suatu
hubungan tergantung pada persepsinya mengenai hasil positif (rewards) dan ongkos (costs) hubungan,
jenis hubungan yang mereka jalani, dan kesempatan mereka untuk memiliki
hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
b.
Equity
Theory: Gagasan bahwa orang akan bahagia dengan hubungan yang dijalinnya bila
pengalaman rewards dan costs dan kontribusi antara dua belah pihak diperkirakan
seimbang.
TUJUAN
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
1. Menemukan
Diri Sendiri
Tujuan
komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita
terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak
sekali tentang diri kita maupun orang lain. Komunikasi interpersonal memberikan
kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau
mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi
mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan
diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa
pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.
2. Menemukan
Dunia Luar
Hanya
komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang
diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang
kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah
informasi yang datang kepada kita dari media massa, hal itu seringkali
didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi
interpersonal.
3. Membentuk Dan Menjaga
Hubungan Yang Penuh Arti
Banyak dari
waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk
dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.
4. Berubah
Sikap Dan Tingkah Laku
Banyak waktu
kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan
pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu,
misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis
dan membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar
atau salah. Kita banyak menggunakan waktu terlibat dalam posisi interpersonal.
5. Untuk
Bermain Dan Kesenangan
Bermain
mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan.
Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pekan,
berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita lucu pada umumnya hal itu
adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan
komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting
dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.
6. Untuk
Membantu
Ahli-ahli
kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan komunikasi interpersonal
dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga
berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari.
Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan
mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.
EFEKTIFITAS
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Efektivitas
Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan
yaitu keterbukaan (openness),
empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif
(positiveness), dan kesetaraan (equality).( Devito, 1997, p.259-264 ).
1. Keterbukaan
(Openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada
sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator
interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya
berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan
semua riwayat hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu
komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan
informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut.
Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator untuk
bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak
kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang
menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita
ucapkan. Dan kita berhak mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk
daripada ketidakacuhan, bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan.
Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap
orang lain. Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner
dan Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan
dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda
bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini
adalah dengan pesan yang menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama
tunggal).
2. Empati
(empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan
empati sebagai ”kemampuan seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami
orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui
kacamata orang lain itu.” Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi orang
lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu
seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan merasakan
perasaan yang sama dengan cara yang sama. Orang yang empatik mampu memahami
motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan
dan keinginan mereka untuk masa mendatang. Kita dapat mengkomunikasikan empati
baik secara verbal maupun non verbal. Secara nonverbal, kita dapat
mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan (1) keterlibatan aktif dengan
orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi
terpusat meliputi komtak mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan
fisik; serta (3) sentuhan atau belaian yang sepantasnya.
3. Sikap
mendukung (supportiveness)
Hubungan interpersonal yang efektif
adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep
yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang
terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung.
Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan
evaluatif, (2) spontan, bukan strategi, dan (3) provisional, bukan sangat
yakin.
4. Sikap
positif (positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif
dalam komunikasi interpersonal dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap
positif dan (2) secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita
berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi
interpersonal. Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang
memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri. Kedua, perasaan positif untuk
situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif.
Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada berkomunikasi dengan orang yang
tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap
situasi atau suasana interaksi.
5. Kesetaraan
(Equality)
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi
ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan
atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang
yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini,
komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya,,
harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan
berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk
disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan,
ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami
perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak
lain.kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja
semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita
menerima pihak lain, atau menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita
untuk memberikan ”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.
3. Hambatan psikologi dan Perilaku Negatif dalam
Interpersonal Online-Relation yaitu mengenai keterbatasan saat melakukan
interpersonal online relation.
Manusia di dalam kehidupannya
sehari-hari harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan
kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu
hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi
sosial dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia sering dipertemukan satu
sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Komunikasi
mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi merupakan medium penting bagi
pembentukan atau pengembangan pribadi untuk kontak sosial. Melalui komunikasi
seseorang tumbuh dan belajar, menemukan pribadi kita dan orang lain, kita
bergaul, bersahabat, bermusuhan, mencintai atau mengasihi orang lain, membenci
orang lain dan sebagainya.
Pentingnya
komunikasi bagi manusia tidaklah dapat di pungkiri, begitu juga halnya bagi
suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik, suatu organisasi dapat
berjalan lancar dan berhasil. Begitu pula sebaliknya, kurang atau tidaknya
komunikasi, organisasi dapat macet atau berantakan.
Pengertian Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah
komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untuk mendapatkan umpan balik, baik
secara langsung (face to face) maupun dengan media. Misalnya komunikasi melalui
internet (chatting, face book, email, dll.). Dengan berkembangnya kelompok maya
ini karena perkembangan teknologi media komunikasi. Dan dari situlah seseorang
dapat berinteraksi dan dapat berinteraksi dengan baik dengan umpan balik nya reaksi
komunikasi yang bersifat personal.
Psikologi Ketertarikan Interpersonal
dalam Internet
Dalam berinternet para netter dibuai
dengan banyaknya fitur internet seperti mailing, chatting, gaming, serta
jejaring sosial. Dalam menggunakan fitur tersebut kita biasanya tidaklah
sendiri, melainkan kita bertemu netter lain baik secara langsung maupun tidak
dan karena hal tersebut muncullah komunikasi diantara para netter karena
desakan kebutuhan manusia seperti kebutuhan akan aktualisasi diri dan kebutuhan
akan eksistensi orang lain.
Dari
komunikasi itulah timbul ketertarikan antara netter satu dengan lainnya seperti
seorang gamer yang menjagokan karakter buatan orang lain yang jauh
lebih kuat dari karakter game yang ia buat, atau seorang pengguna jejaring sosial
yang tertarik dengan lawan jenis setelah melihat gambar profil orang
lain yang dianggapnya menarik, bahkan dengan fitur teleconference yang juga
disediakan dalam berinternet menambah peluang terjadinya ketertarikan antara
netter satu dengan lainnya.
Hambatan Psikologi dalam
Interpersonal-Relation
Sejalan dengan berkembangnya
ketertarikan interpersonal dalam internet muncullah suatu relationship
(hubungan) seperti pertemanan, murid-guru, kelompok, hubungan kerja, bahkan
hubungan kekasih. Namun dalam berjalannya hubungan tersebut tidak sepenuhnya
lancar atau aman, bahkan ada beberapa kejadian dimana suatu hubungan harus
hancur karena beberapa hal contohnya :
Identitas
yang dipalsukan,
dalam dunia maya seorang pria dapat menggunakan identitas palsu seperti
identitas palsu yang dirancang seseorang pada akun facebooknya, atau bisa juga
orang tersebut memalsukan sebagian statusnya seperti seorang yang telah menikah
memasang status single pada facebooknya untuk mencari perhatian orang lain atau
memudahkannya mencapai sesuatu.
Dan adanya
komitmen yang kurang terjamin, setiap
hubungan dibutuhkan adanya komitmen dimana kedua belah pihak memiliki suatu
persetujuan yang bersifat mengikat. Dalam dunia maya seseorang bisa saja
berjanji dan kemudian pooof menghilang begitu saja dan melupakan semua
kesepakatan seperti pada kegiatan jual beli online sering terjadi penipuan
dimana korban telah menyetor uang tetapi barang tidak dikirim atau sebaliknya,
dan kemudian penjual atau pembeli yang belum memenuhi janjinya itu menghilang
atau tidak online lagi.
Kurang
Berlakunya Norma dan Etika, sering jika anda berkunjung ke situs (yahoo.com)
dimana situs tersebut memberikan informasi tentang suatu hal mengenai suatu
agama, ragam, atau suku maka anda akan menemui komentar-komentar yang diketik
dengan eksplisit dimana pada komentar tersebut menjelek-jelekkan suatu RAS,
baik komentar pro ataupun kontra. Sejalan berkembangnya ketertarikan interpersonal dalam
internet muncullah suatu relationship (hubungan) seperti pertemanan,
murid-guru, kelompok, hubungan kerja, bahkan hubungan kekasih. Namun dalam
berjalannya hubungan tersebut tidak sepenuhnya lancar atau aman,
bahkan ada beberapa kejadian dimana suatu hubungan harus hancur
karena beberapa hal yaitu :
a. Identitas Palsu, dalam dunia maya seorang netter dapat menggunakan
identitas palsu seperti identitas palsu yang dirancang seseorang pada akun
facebooknya, atau bisa juga orang tersebut memalsukan sebagian statusnya
seperti seorang yang telah menikan memasang status single pada facebooknya
untuk mencari perhatian orang lain atau memudahkannya mencapai sesuatu.
b. Kurang Terjaminnya Komitmen, setiap hubungan dibutuhkan adanya
komitmen dimana kedua belah pihak memiliki suatu persetujuan yang bersifat
mengikat. Dalam dunia maya seseorang bisa saja berjanji dan kemudian pooof
menghilang begitu saja dan melupakan semua kesepakatan seperti pada kegiatan
jual beli online sering terjadi penipuan dimana korban telah menyetor uang
tetapi barang tidak dikirim atau sebaliknya, dan kemudian penjual atau pembeli
yang belum memenuhi janjinya itu menghilang atau tidak online lagi.
c. Kurang Berlakunya Norma dan Etika, sering
jika anda berkunjung ke situs (yahoo.com) dimana situs tersebut memberikan
informasi tentang suatu hal mengenai suatu agama, ragam, atau suku maka anda
akan menemui komentar-komentar yang diketik dengan eksplisit dimana pada
komentar tersebut menjelek-jelekkan suatu RAS, baik komentar pro ataupun
kontra.
4. Buatlah tulisan mengenai Perilaku-Perilaku
Negatif dalam Interpersonal Online-Relation, seperti cybercheating,
cyber-ftirting.
Selain adanya hambatan dalam
terjalinnya hubungan di dunia maya di dalamnya juga terdapat beberapa perilaku
negatif seperti adanya cyber-cheating dan cyber flirting.
a)
Cyber Cheating, atau perselingkuhan yang terjadi
di internet dapat terjadi ketika seseorang yang telah memiliki pasangan
memiliki hubungan yang dekat pula dengan orang lain. Misalkan seorang istri
memiliki akun jejaring sosial dimana mantannya masih terdaftar dalam daftar
temanya dan selama ini dia sering chatting dengan kata-kata mesra dan menggoda
dengan mantannya itu, maka hal tersebut dapat dikatakan dengan cyber-cheating.
b)
Cyber Flirting, atau merayu yang dilakukan dalam
dunia maya. cyber flirting adalah suatu hal yang umum yang terjadi di jejaring
sosial bahkan game. Namun dalam terjadinya banyak terjadi ketidak amanan yang
membuatnya dikategorikan sebagai perilaku negatif, contohnya adalah dalam cyber
flirting orang bisa menggunakan bahasa yang tidak pantas, ditambah lagi jika
dalam terjadinya terdapat kepalsuan identitas maka semakin menjadi perilaku
negatif cyber flirting tersebut.
Sumber :
http://deathneverlost.wordpress.com/2012/11/18/psikologi-dan-internet-dalam-lingkup interpersonal/
http://id.wikipedia.org/wiki/Computer_supported_cooperative_work Sarwono, Sarlito Wirawan. 1999. Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan. Jakarta: Balai Pustaka nilam.staff.gunadarma.ac.id/
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/komunikasi-interpersonal-definisi.html
http://www.navinot.com/2010/01/28/membangun-tim-virtual/
http://intanph9.blogspot.co.id/2014/12/mengembangkan-kepercayaan-dalam-tim.html
Nama
|
NPM
|
Jobdesk
|
URL
|
Tiara Utami
|
16515892
|
Mencari
materi tentang Perilaku-Perilaku Negatif dalam
Interpersonal Online-Relation, seperti cybercheating, cyber-ftirting.
|
|
Sarah Sabrina
|
16515401
|
Mencari materi tentang Hambatan psikologi dan Perilaku Negatif dalam
Interpersonal Online-Relation yaitu mengenai keterbatasan saat melakukan
interpersonal online relation.
|
|
Stella Natalia
Hersty
|
17515631
|
Mencari materi tentang Mengembangkan
Kepercayaan dalam Tim Virtual yaitu mengenai pengembangan kepercayaan dalam
tim virtual.
Mencari materi tentang Psikologi Ketertarikan Interpersonal dalam Internet
yaitu mengenai fenomena ketertarikan interpersonal melalui internet
|
http://stellanataliahersty.blogspot.co.id/2016/09/psikologi-dan-internet-dalam-lingkup.html |