Kliping
Museum Zoologi
(BOGOR)
1PA06
Kelompok:
Gita
Febriyanto
Helza
Ichramdany
Rheinitha
Fildza Ghassani
Risma
Ayus Qonita
Sarah
Sabrina (16515401)
Vini
Jauza Pratiwi
Universitas Gunadarma 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan Kliping
tentang sejarah dan koleksi – koleksi di Museum Zoologi Bogor.
Membuat Kliping ini merupakan salah satu kegiatan yang wajib
di Fakultas Psikologi jurusan Psikologi Universitas Gunadarma. Kliping ini
disusun untuk melengkapi tugas Ilmu Budaya Dasar.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari kliping ini,
baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan
dan pengalaman kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan.
DAFTAR
ISI
Kata pengantar………………………………………………...i
Daftar isi……………………………………………………....ii
A. Sejarah Gedung Museum Zoologi………………………….1
B. Gambar – gambar koleksi museum………………………...3
Daftar Pustaka………………………………………………..17
A. Sejarah
Museum Zoologi Bogor
Sejarah Museum Zoologi Bogor Dalam
kurun waktu 110 tahun ( 1894 – 2005) telah mengkoleksi sebanyak 3 juta spesimen
yang terdiri dari 20.000 jenis fauna, yaitu mamalia, burung, reptil, amphibi,
ikan, moluska, serangga. Kekayaan koleksi fauna di Widyasatwaloka di Cibinong
merupakan kebanggaan nasional dalam mengungkapkan keanekaragaman fauna dan aset
yang tidak ternilai. Ironisnya tanggal berdirinya Museum Zoologi Bogor ( MZB )
sebagai suatu lembaga ilmiah yang berskala dunia tidak diketahui secara tepat.
Sepanjang sejarahnya MZB mengalami
11 kali pergantian nama dan perkembanganya dapat dikelompokan menjadi 3
periode, yaitu periode awal (1894 - 1901), periode pancaroba (1901 – 1986), dan
periode pemekaran (1987 –sekarang). Landbouw Zoologisch Museum pertama kali
dipimpin oleh J.C Koningsberger yang menempati gedung seluas 402 m². Pada tahun
1906 namanya diubah menjadi Zoologisch Museum dan 4 tahun kemudian diubah
menjadi Zoologisch Museum en Laboratorium.
Kehadiran
museum ini menjadi perhatian masyarakat yang ingin mendapar informasi mengenai
fauna. Selama 25 tahun Koningsberger hanya dibantu oleh konservator P.A Ouwens yang
bertugas mengumpulkan , menata, mempelajari dan menginformasikan koleksi
.Sepulangnya Koningsberger ke Belanda pada tahun 1919 dan semakin tuanya Ouwens
ditunjuklah pakar zoology yaitu Dr.K.W.Dammerman untuk menggantikan mereka. Dia
tertarik pada pengembangan ilmiah dan membina koleksi. Jumlah tenaga ilmiah
mulai diperbanyak agar setiap takson memperoleh perhatian. Setelah Dammerman,
pimpinan museum dipercayakan kepada Dr. M,A Lieftinck seorang pakar serangga
dari tahun 1939 – 1954 ( kecuali pada masa kependudukan Jepang ) .
Sebagian besar masa kepimpinan
Lieftinck ditandai dengan masa yang tidak stabil. Semua kegiatan dikatakan
tidak berkembang karena pergolakan politik. Selama masa kependudukan jepang museum
di pimpin oleh prof. T. Nakai dan di ubah menjadi Dobutsu Hakobutsukan.
Lieftinck pun digantikan oleh Groeneveld yang sebenarnya dia bukan ahli
zoology. Setelah perang dunia II berakhir pada tahun 1944 Lieftinck mengambil
alih pengelolaan museum. Pada tahun 1945 – 1947 nama Zoologisch Museum en
Laboratorium dihidupkan kembali. Pada tahun 1947 itulah nama Museum Zoologicum
Bogoriense diperkenalkan. Nama tersebut terus digunakan pada pemerintah RI saat
mengambil alih semua intasi pemeritahan Belanda.
Pimpinan museum masih dipercayakan
oleh Lieftinck hingga tahun 1954. Selanjutnya museum dierahkan kepimpinanya
kepada A.M.R Wegner dia seorang kolektor zoology kebangsaan Jerman. Tidak
banyak yang dapat dikembangkan pada masa itu kecuali mempersiapkan tenaga muda
Indonesia sebagai pengganti. Orang Indonesia yang dipercayakan memimpin pada
tahun 1960 yaitu S.Kadarsan. Masa 4 tahun terakhir, sejak 1960 merupakan masa
yang paling banyak terjadi pergantian pimpinan yang dimaksudkan agar calon
pemimpin mendapat pendidikan dan memiliki keterampilan yang handal. Hinga
akhirnya pada tahun 2000 nama MZB diubah menjadi Bidang Zoologi dibawah naungan
Pusat Penelitian Biologi – LIPI.
B. Gambar
– gambar koleksi Museum Zoologi
Ada Badak
Tasik.
Ada kisah lara sang badak (Rhinoceros Sondaicus) di museum
ini. Tiap pengunjung yang baru datang pasti termenung agak lama di depan
kotak kaca dan membaca kisahnya. Pejantan berbobot 2 ton asal Tasikmalaya
ini merupakan badak terakhir di wilayah Priangan setelah ditinggal mati oleh si
betina geulis pada
1914 (ditembak pemburu gelap). Daripada si pejantan ikut tewas percuma
oleh tangan tak bertanggungjawab, akhirnya sang badak pun dimasukkan dalam
koleksi museum zoologi pada 1934. Kerabatnya yang masih tersisa kini
berada di TN Ujung Kulon, Banten. Mungkin mereka juga sudah tak menyadari
jika si kasep &
si geulis dari Tasik
sudah lama punah.
Ada Ikan-Ikan Besar Dari Teluk Jakart.
Teluk Jakarta pada masa silam pastilah masih mengandung sumber daya laut berlimpah. Lihatlah replika ikan-ikan yang berhasil ditangkap dari perairan di sekitar teluk Jakarta. Berskala ukuran asli, terdapat seekor ikan jangilus (Tetrapturus Brevirostris) dari keluarga ikan marlin yang bermoncong laksana pedang. Seukuran panjang orang dewasa, ikan ini ditemukan di pasar ikan Jakarta pada 1933. Tapi hingga kini kau masih bisa menemukan ikan jangilus segar di pesisir selatan khususnya Palabuhan Ratu (dagingnya bertekstur padat namun empuk laksana daging ayam) meski ukurannya tidak sebesar yang ada di museum.
Burung.
Dikumpulkan dari wilayah Indonesia Timur dan Barat.
Jumlah seluruhnya 1000 jenis, meliputi 30.762 contoh binatang. Ini adalah salah
satu burung dari selurahnya 1000 jenis burung.

Reptil dan Amfibi. Di daerah tropis, terutama di Indonesia jumlahnya
tidak banyak. Koleksi yang tersimpan tercatat 763 jenis, diwakili oleh 19.937
contoh. Ini salah satu dari ribuan reptile yang terdapat di Museum Zoologi.

Serangga
Adalah kelompok binatang yang
paling banyak jumlahnya. Koleksi serangga tercatat 12.000 jenis, diwakili
2.580.000 contoh spesimen. Ini adalah macam macam jenis kupu kupu yang
diawetkan.


Ruangan
Tempat Hewan Mamalia. Jangan lupa untuk masuk ke dalam ruangan ini untuk melihat koleksi
mamalia. Tepat di atas pintu masuk kita akan disajikan kepala beberapa hewan
yang telah diawetkan seperti gajah, badak, menjangan.

Ada pula ikan gergaji (Pristis Perotteti) sepanjang 5 meter lebih (hasil tangkapan tahun 1924). Ikan ini termasuk keluarga ikan pari, dan sama sekali tak ada relasi dengan hiu gergaji yang bersungut dan tinggal di laut dalam. Walau di papan nama tertera ‘ikan todak’, namun sepertinya ini kekeliruan karena seharusnya ikan jangilus-lah yang menyandang nama tsb. Bayangkan jika kau snorkeling pada masa itu dan harus berhadapan dengan ikan-ikan sebesar ini.

terdapat Koleksi aneka
hewan mamalia lainnya ialah kera , bekantan, urang utan, rase, dan lainnya.
Beragam binatang pengerat, lalu bajing, kalong, tak luput ikut dipajang.
Sementara di seberangnya terlihat koleksi harimau, rusa, kucing, beruang,
kijang, macan tutul, dan masih bayak lagi hewan yang diawetkan yang disimpan di
dalam lemari kaca.


Tidak hanya hewan hewan
saja yang diawetkan tetapi ada juga tumbuh tumbuhan yang diawetkan juga,
semacam rumput dan dedaunan.

Berbagai macam cangkang
kerang yang dijadikan koleksi di Museum Zoologi.


Ini adalah berbagai
contoh contoh ikan di Indonesia yang dijadikan koleksi di Museum. Ada banyak
lagi species ikan ikan di Indonesia.

Ini adalah berkembang
biaknya ikan paus.


Salah satu dari spesies
ikan paus yang ada, adalah paus biru.

Contoh
– contoh Rangka Vertebrata yang ada di Museum Zoologi.

Saat
didalam ruangan rangka – rangka vebrata dimuseum zoologi.

terdapat Koleksi aneka
hewan mamalia lainnya ialah kera , bekantan, urang utan, rase, dan lainnya.
Beragam binatang pengerat, lalu bajing, kalong, tak luput ikut dipajang.
Sementara di seberangnya terlihat koleksi harimau, rusa, kucing, beruang,
kijang, macan tutul, dan masih bayak lagi hewan yang diawetkan yang disimpan di
dalam lemari kaca.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Zoologi_Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar