Jumat, 30 Oktober 2015

Nikah Muda? Siapa Takut


             Menikah adalah salah satu keputusan besar dalam kehidupan manusia. Memutuskan untuk menikah memerlukan pertimbangan panjang dan keyakinan kuat. Bagaimana tidak? Pernikahan bukan hanya menyatukan dua orang yang sedang dimabuk cinta, melainkan juga dua keluarga yang tidak saling mengenal sebelumnya.
Kapan waktu yang tepat untuk menikah? Semua kembali ke kamu dan pasanganmu. Menikah di usia muda dan tua punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun kali ini saya akan memberikan alasan kenapa menikah di usia muda akan membawa dampak baik bagi hidupmu. Mau tahu kenapa?
1.      Pertama, lebih terjaga dari dosa. Sebagaimana sabda Rasulullah di atas, menikah di usia muda itu jauh lebih membantu menundukkan pandangan dan lebih mudah memelihara kemaluan. Seorang yang menikah di usia muda relatif lebih terjaga dari dosa zina; baik zina mata, zina hati, maupun zina tangan. Karena itu, apalagi yang kau tunggu wahai para pemuda?  Menikahlah segera agar engkau terselamatkan olehnya. Jangan menunda ketika perasaan itu sudah memuncak dan engkau telah memiliki kemampuan.
2.      Kedua, kebutuhan ruhaniyah. Beberapa orang merasa hambar hidupnya ketika tidak adanya belahan jiwa (suami/istri) yang mendampingi hidup. Hal ini mengakibatkan kekosongan dalam hidup karena tidak adanya tempat untuk berbagi. Sebab tempat itu adalah seorang istri/suami. Naluri laki-laki mengatakan bahwa dirinya akan lebih nyaman ketika didampingi seorang istri di sampingnya. Hidupnya merasa belum lengkap ketika dia masih sendiri. Hal yang sama juga terjadi dengan seorang wanita, ia tentu akan merasa sangat galau ketika di usianya yang kepala tiga, tak jua datang seorang lelaki pemberani yang ingin melamarnya.
3.    Ketiga, lebih bahagia. Hasil riset National Marriage Project’s 2013 di Amerika Serikat (AS) menunjukkan, persentase tertinggi orang yang merasa sangat puas dengan kehidupan pernikahan adalah mereka yang menikah di usia 20-28 tahun. Luar biasa… sungguh benar apa yang Allah dan Rasul-Nya sampaikan agar segeralah menikah ketika perasaan rindu menikah itu sudah datang. Jangan menundanya sebab menunda menikah sama saja menunda kesempatan untuk mendapatkan kebahagiaan hidup.
4.      Keempat, menjaga diri dari kemaksiatan. Ronggo Warsito mengatakan jaman ini jaman edan. Apa yang dikatakannya tentu saja tidak benar, sebab jaman tak pernah edan, tapi yang edan adalah orang-orang yang mengikut jaman itu. Manusia-manusia akhir jaman ini tentu sangat sulit menjaga pandangan dan menghindari maksiat. Sebab situasi dan kondisi sekarang (globalisasi) begitu rentan dengan segala kemaksiatan.
5.      Kelima, lebih puas dalam bercinta. Pasangan yang menikah di usia 20-an cenderung melakukan jima’  (bersetubuh) lebih sering daripada mereka yang menikah di usia tua atau diatas 28 tahun. Hasil studi Dana Rotz dari Harvard University pada 2011 menunjukkan, menunda usia menikah empat tahun terkait dengan penurunan satu kali jima’ dalam sebulan.
6.      Keenam, banyak keuntungannya. Yang namanya menikah muda itu 30% tidak nikmat tapi 70% nya nikmat. Yang 30% karena kondisi muda yang emosional tinggi dan labil sehingga setiap permasalahan jarang dipikir secara matang dan dewasa. 70% nikmat karena kondisi anak muda masih sangat kuat staminanya. Namun, jika ia seorang pemuda shalih atau pemudi shalehah tentu ia bisa lebih stabil dalam mengelola emosinya. Betapa banyak para sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaih Wasallam yang menikah di usia muda dan mampu menjaga keseimbangan emosionalnya.
7.      Ketujuh, emosi lebih terkontrol. Menikah di usia muda terbukti lebih cepat mendewasakan pasangan tersebut. Dalam arti, menikah dan berumah tangga membuat seseorang lebih terkontrol emosinya. Ini dipengaruhi oleh ketenangan yang hadir sejalan dengan adanya pendamping dan tersalurkannya kebutuhan batin. Itulah diantara makna sakinah dalam Surat Ar Rum ayat 21.
8.      Kedelapan, menajamkan visi misi kehidupan. Menikah merupakan kebutuhan hidup yang sangat kompleks, maka segera menikah di usia muda akan mengurangi beban pikiran untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya, terlepas apakah mereka benar-benar berkurang beban pikirannya atau tidak. Hal ini akan mempercepat pemenuhan visi misi kehidupan yang lain bagi seseorang. Selain itu setiap masalah akan terselesaikan dengan baik ketika dikerjakan bersama-sama. So, untuk menyelesaikan masalah Anda, maka segeralah cari teman halal untuk berbagi.
9.      Kesembilan, lebih mudah meraih kesuksesan. Sebagian orang menunda menikah dengan alasan mencapai jenjang karir tertentu atau hidup mapan terlebih dahulu. Padahal, saat seseorang telah menikah, ia menjadi lebih tenang, merasakan sakinah. Dengan ketenangan dan stabilnya emosi ini, ia bisa lebih fokus dalam meniti karir dan beraktifitas apa pun, baik dakwah maupun mencari kerja. Karenanya tidak mengherankan jika banyak orang-orang yang sukses di usia 40-an adalah mereka segera mengakhiri masa lajangnya di bawah usia 30 tahun.
10.  Kesepuluh, menyiapkan bekal mati. Sebagaimana diketahui, kelak yang akan menjadi penolong seorang Muslim saat ia mati adalah amal jariyahnya, ilmu dan anak-anaknya yang sholeh. Yang terakhir ini (anak-anak sholeh), tentu tidak akan pernah didapatkan dan terwujud jika seseorang itu belum mempunyai pendamping hidup. Jadi, segeralah berlombalah dalam kebaikan menikah dengan harapan ketika Anda meninggal, maka anak-anak shaleh yang dimiliki akan menjadi penolong di alam kubur.
11.  Kesebelas, banyak kebaikan bagi masa depan anak-anak. Lebih baik bagi masa depan anak-anak di sini bukan berarti menikah di usia muda memungkinkan anak sudah dewasa saat Anda pensiun. Meskipun, hal itu juga bisa menjadi salah satu pertimbangan. Namun yang lebih penting dari itu, menikah di usia muda dan memiliki buah hati di usia muda, saat Anda belum mapan secara ekonomi berarti Anda dapat mendidik anak-anak secara langsung merasakan pahit getirnya kehidupan.
12.  Keduabelas, usia mendekati kepala empat. Jangan tunda usia menikah Anda. Sebab semakin Anda menundanya, tentu semakin banyak pula urusan lain yang menumpuk dan harus segera diselesaikan. Segera pilih dan putuskan siapa orang yang akan dijadikan pasangan hidup. Sebab semakin Anda menundanya maka orang yang Anda sukai itu bisa saja dilamar orang lain. Jadi jangan biarkan peluang emas itu sirna dari hadapan Anda.
13.  Ketigabelas, menyempurnakan dien. Karena menikah itu separuh dari agama, maka menyegerakan menikah tentu sangat dianjurkan dalam Islam. Daripada Anda berjam-jam sms-an atau bertelpon ria dengan si dia, sudah maksiat, tambah dosa dan tentu saja Anda menjalin ikatan yang haram, sebab dia bukan siapa-siapa bagi Anda. Begitu juga Anda, belum menjadi siapa-siapa-nya dia. Kata Nabi, tak ada kata cinta untuk lawan jenis kecuali dia telah menjadi pasangan  yang halal  baginya. Nah, untuk mengutarakan rasa cinta Anda kepada seseorang maka nikahilah dia. Dengan begitu, Anda dan dia terhindar dari menumpuk-numpuk dosa dan maksiat.
        Tiga faktor yang perlu Anda pertimbangkan untuk menikah muda adalah sebagai berikut.

1. Kemapanan finansial

Dengan berbekal finansial mapan, maka pertanyaan seperti “Mau dikasih makan apa keluarga saya nanti? Tinggal dimana? Bagaimana dengan sekolah anak? Uang dari mana untuk membiayai ketika keluarga saya sakit?” bukan lagi masalah. Ini yang membuat istri hanya perlu tenang dan fokus mengurus rumah tangga saja dan tidak perlu ikut kerja mencari nafkah tambahan.
Belum lagi bila ada masalah si istri punya penghasilan lebih besar dari suami, yang biasanya menyebabkan suami jadi minder sama penghasilan istri atau istri jadi besar kepala berasa mandiri tanpa suami karena bisa membiayai kehidupannya sendiri.

2. Kematangan mental

Kematangan mental akan menjawab pertanyaan “Tindakan apa yang harus Anda ambil ketika Anda dihadapkan dengan masalah hubungan Anda dengan istri, Anda dengan anak, Anda dengan keluarga besar Anda, Anda dengan keluarga istri Anda, Anda dengan lingkungan Anda?” Kematangan mental membuat Anda punya modal yang solid untuk menghadapi berbagai terjangan drama dalam kehidupan pernikahan nantinya.

3. Apakah dia pilihan yang terbaik, atau dia pilihan yang ada?

Menyeleksi dan mendapatkan pasangan yang terbaik akan menghindarkan Anda dari pernyataan “Ahhh.. coba saya tidak menikah buru-buru dulu, ternyata ada yang lebih baik daripada dia.” Menghindarkan Anda dari kemungkinan adanya perselingkuhan karena alasan Anda tidak merasa puas dengan kualitas pasangan yang sudah Anda pilih menjadi pasangan hidup Anda.
            Dampak negatif pernikahan dini sangat banyak sekali, namun ada beberapa yang mungkin harus diperhatikan jika anda ingin memahami lebih detil mengenai pernikahan dini.
Pernikahan dini memiliki dampak negatif, berikut adalah di antaranya :
1.      Kehilangan “masa remaja”, jika nanti teman sebaya anda menikmati liburan, dan pergi kumpul ke berbagai daerah, mungkin anda harus gigit jari, ketika suami atau istri anda tidak mengizinkan atau anda telah memiliki bayi yang tidak mungkin di ajak pergi jauh.
2.      Dari sisi kesehatan, terutama untuk wanita sangat berisiko, hamil di saat usia masih muda sangat berbahaya untuk persalinan dan kesehatan rahim.
3.      Pendidikan, tentunya jika anda menikah di usia dini akan mengorbankan pendidikan, dimana di usia anda mungkin belum sepenuhnya lulus SMA.
Dari 3 dampak negatif pernikahan dini di atas dapat anda pertimbangkan sebelum mengambil keputusan penting ini. Selain dampak negatif, ada juga dampak positif yang mungkin dapat anda pertimbangkan.
            Jangan Takut Menikah Muda, banyak orang mengatakan, skala kematangan dan kedewasaan seseorang tak ditentukan oleh usia. Pasangan yang memutuskan untuk menikah muda tentunya telah siap dari sisi pemikiran, sikap dan kematangan tanggung jawab akan masa depan. Walaupun mungkin, sisi keuangan pasangan muda masih belum sebaik mereka yang telah menempuh karir selama 20 tahun. Kenapa harus takut? Masih banyak peluang karir yang bisa dibangun walaupun seseorang telah menikah muda.
            Bahkan, para psikologis seperti kami kutip dari Geniusbeauty menyebutkan bahwa pernikahan yang terlambat akan berpengaruh buruk pada kesehatan mereka dan anak-anak mereka kelak. Sementara itu, peneliti dari Penn-State University, Amerika Serikat menemukan bahwa pasangan yang menikah muda (usia 18-25 tahun) memiliki perkembangan psikologis yang lebih baik dibandingkan pasangan yang terlambat menikah.

3 komentar: