Menikah adalah salah satu keputusan besar dalam kehidupan manusia. Memutuskan untuk menikah memerlukan pertimbangan panjang dan keyakinan kuat. Bagaimana tidak? Pernikahan bukan hanya menyatukan dua orang yang sedang dimabuk cinta, melainkan juga dua keluarga yang tidak saling mengenal sebelumnya.
Kapan waktu yang tepat untuk
menikah? Semua kembali ke kamu dan pasanganmu. Menikah di usia muda dan tua
punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun kali ini saya akan
memberikan alasan kenapa menikah di usia muda akan membawa dampak baik bagi
hidupmu. Mau tahu kenapa?
1. Pertama, lebih terjaga dari dosa. Sebagaimana sabda Rasulullah di atas, menikah di
usia muda itu jauh lebih membantu menundukkan pandangan dan lebih mudah memelihara
kemaluan. Seorang yang menikah di usia muda relatif lebih terjaga dari dosa
zina; baik zina mata, zina hati, maupun zina tangan. Karena itu, apalagi yang
kau tunggu wahai para pemuda? Menikahlah segera agar engkau terselamatkan
olehnya. Jangan menunda ketika perasaan itu sudah memuncak dan engkau telah
memiliki kemampuan.
2. Kedua, kebutuhan ruhaniyah. Beberapa orang merasa hambar hidupnya ketika
tidak adanya belahan jiwa (suami/istri) yang mendampingi hidup. Hal ini
mengakibatkan kekosongan dalam hidup karena tidak adanya tempat untuk berbagi.
Sebab tempat itu adalah seorang istri/suami. Naluri laki-laki mengatakan bahwa
dirinya akan lebih nyaman ketika didampingi seorang istri di sampingnya.
Hidupnya merasa belum lengkap ketika dia masih sendiri. Hal yang sama juga
terjadi dengan seorang wanita, ia tentu akan merasa sangat galau ketika di
usianya yang kepala tiga, tak jua datang seorang lelaki pemberani yang ingin
melamarnya.
3. Ketiga, lebih bahagia. Hasil riset National Marriage Project’s 2013 di
Amerika Serikat (AS) menunjukkan, persentase tertinggi orang yang merasa sangat
puas dengan kehidupan pernikahan adalah mereka yang menikah di usia 20-28
tahun. Luar biasa… sungguh benar apa yang Allah dan Rasul-Nya sampaikan agar
segeralah menikah ketika perasaan rindu menikah itu sudah datang. Jangan
menundanya sebab menunda menikah sama saja menunda kesempatan untuk mendapatkan
kebahagiaan hidup.
4. Keempat, menjaga diri dari kemaksiatan. Ronggo Warsito mengatakan jaman ini jaman
edan. Apa yang dikatakannya tentu saja tidak benar, sebab jaman tak pernah
edan, tapi yang edan adalah orang-orang yang mengikut jaman itu.
Manusia-manusia akhir jaman ini tentu sangat sulit menjaga pandangan dan
menghindari maksiat. Sebab situasi dan kondisi sekarang (globalisasi) begitu
rentan dengan segala kemaksiatan.
5. Kelima, lebih puas dalam bercinta. Pasangan yang menikah di usia 20-an cenderung
melakukan jima’ (bersetubuh)
lebih sering daripada mereka yang menikah di usia tua atau diatas 28 tahun.
Hasil studi Dana Rotz dari Harvard University pada 2011 menunjukkan, menunda
usia menikah empat tahun terkait dengan penurunan satu kali jima’ dalam
sebulan.
6. Keenam, banyak keuntungannya. Yang namanya menikah muda itu 30% tidak nikmat
tapi 70% nya nikmat. Yang 30% karena kondisi muda yang emosional tinggi dan
labil sehingga setiap permasalahan jarang dipikir secara matang dan dewasa. 70%
nikmat karena kondisi anak muda masih sangat kuat staminanya. Namun, jika
ia seorang pemuda shalih atau pemudi shalehah tentu ia bisa lebih stabil dalam
mengelola emosinya. Betapa banyak para sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaih Wasallam
yang menikah di usia muda dan mampu menjaga keseimbangan emosionalnya.
7. Ketujuh, emosi lebih terkontrol. Menikah di usia muda terbukti lebih cepat
mendewasakan pasangan tersebut. Dalam arti, menikah dan berumah tangga membuat
seseorang lebih terkontrol emosinya. Ini dipengaruhi oleh ketenangan yang hadir
sejalan dengan adanya pendamping dan tersalurkannya kebutuhan batin. Itulah
diantara makna sakinah dalam Surat Ar Rum ayat 21.
8. Kedelapan, menajamkan visi misi kehidupan. Menikah merupakan kebutuhan hidup yang
sangat kompleks, maka segera menikah di usia muda akan mengurangi beban pikiran
untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya, terlepas apakah mereka benar-benar
berkurang beban pikirannya atau tidak. Hal ini akan mempercepat pemenuhan visi
misi kehidupan yang lain bagi seseorang. Selain itu setiap masalah akan
terselesaikan dengan baik ketika dikerjakan bersama-sama. So, untuk
menyelesaikan masalah Anda, maka segeralah cari teman halal untuk berbagi.
9. Kesembilan, lebih mudah meraih kesuksesan. Sebagian orang menunda
menikah dengan alasan mencapai jenjang karir tertentu atau hidup mapan terlebih
dahulu. Padahal, saat seseorang telah menikah, ia menjadi lebih tenang,
merasakan sakinah. Dengan ketenangan dan stabilnya emosi ini, ia bisa lebih
fokus dalam meniti karir dan beraktifitas apa pun, baik dakwah maupun mencari
kerja. Karenanya tidak mengherankan jika banyak orang-orang yang sukses di usia
40-an adalah mereka segera mengakhiri masa lajangnya di bawah usia 30 tahun.
10. Kesepuluh, menyiapkan bekal mati. Sebagaimana diketahui, kelak yang akan menjadi
penolong seorang Muslim saat ia mati adalah amal jariyahnya, ilmu dan
anak-anaknya yang sholeh. Yang terakhir ini (anak-anak sholeh), tentu tidak
akan pernah didapatkan dan terwujud jika seseorang itu belum mempunyai
pendamping hidup. Jadi, segeralah berlombalah dalam kebaikan menikah dengan
harapan ketika Anda meninggal, maka anak-anak shaleh yang dimiliki akan menjadi
penolong di alam kubur.
11. Kesebelas, banyak kebaikan bagi masa depan anak-anak. Lebih baik bagi masa
depan anak-anak di sini bukan berarti menikah di usia muda memungkinkan anak
sudah dewasa saat Anda pensiun. Meskipun, hal itu juga bisa menjadi salah satu
pertimbangan. Namun yang lebih penting dari itu, menikah di usia muda dan
memiliki buah hati di usia muda, saat Anda belum mapan secara ekonomi berarti
Anda dapat mendidik anak-anak secara langsung merasakan pahit getirnya
kehidupan.
12. Keduabelas, usia mendekati kepala empat. Jangan tunda usia menikah Anda. Sebab semakin
Anda menundanya, tentu semakin banyak pula urusan lain yang menumpuk dan harus
segera diselesaikan. Segera pilih dan putuskan siapa orang yang akan dijadikan
pasangan hidup. Sebab semakin Anda menundanya maka orang yang Anda sukai itu
bisa saja dilamar orang lain. Jadi jangan biarkan peluang emas itu sirna dari
hadapan Anda.
13. Ketigabelas, menyempurnakan dien. Karena menikah itu
separuh dari agama, maka menyegerakan menikah tentu sangat dianjurkan dalam
Islam. Daripada Anda berjam-jam sms-an atau bertelpon ria dengan si dia, sudah
maksiat, tambah dosa dan tentu saja Anda menjalin ikatan yang haram, sebab dia
bukan siapa-siapa bagi Anda. Begitu juga Anda, belum menjadi siapa-siapa-nya
dia. Kata Nabi, tak ada kata cinta untuk lawan jenis kecuali dia telah menjadi
pasangan yang halal baginya. Nah, untuk mengutarakan rasa cinta
Anda kepada seseorang maka nikahilah dia. Dengan begitu, Anda dan dia terhindar
dari menumpuk-numpuk dosa dan maksiat.
Tiga faktor yang perlu Anda
pertimbangkan untuk menikah muda adalah sebagai berikut.
1. Kemapanan finansial
Dengan
berbekal finansial mapan, maka pertanyaan seperti “Mau dikasih makan apa keluarga saya nanti? Tinggal dimana? Bagaimana
dengan sekolah anak? Uang dari mana untuk membiayai ketika keluarga saya
sakit?” bukan lagi
masalah. Ini yang membuat istri hanya perlu tenang dan fokus mengurus rumah tangga saja dan tidak perlu ikut kerja mencari nafkah tambahan.
Belum
lagi bila ada masalah si istri punya penghasilan lebih besar dari suami, yang
biasanya menyebabkan suami jadi minder sama penghasilan istri atau istri jadi
besar kepala berasa mandiri tanpa suami karena bisa membiayai kehidupannya
sendiri.
2. Kematangan mental
Kematangan
mental akan menjawab pertanyaan “Tindakan
apa yang harus Anda ambil ketika Anda dihadapkan dengan masalah hubungan Anda
dengan istri, Anda dengan anak, Anda dengan keluarga besar Anda, Anda dengan
keluarga istri Anda, Anda dengan lingkungan Anda?” Kematangan mental
membuat Anda punya modal yang solid untuk menghadapi berbagai terjangan drama
dalam kehidupan pernikahan nantinya.
3. Apakah dia pilihan yang terbaik, atau dia pilihan yang ada?
Menyeleksi
dan mendapatkan pasangan yang terbaik akan menghindarkan Anda dari pernyataan “Ahhh.. coba saya tidak menikah buru-buru
dulu, ternyata ada yang lebih baik daripada dia.” Menghindarkan Anda
dari kemungkinan adanya perselingkuhan karena alasan Anda tidak merasa puas
dengan kualitas pasangan yang sudah Anda pilih menjadi pasangan hidup Anda.
Dampak negatif pernikahan dini
sangat banyak sekali, namun ada beberapa yang mungkin harus diperhatikan jika
anda ingin memahami lebih detil mengenai pernikahan dini.
Pernikahan dini
memiliki dampak negatif, berikut adalah di antaranya :
1.
Kehilangan “masa remaja”, jika nanti
teman sebaya anda menikmati liburan, dan pergi kumpul ke berbagai daerah,
mungkin anda harus gigit jari, ketika suami atau istri anda tidak mengizinkan
atau anda telah memiliki bayi yang tidak mungkin di ajak pergi jauh.
2.
Dari sisi kesehatan, terutama untuk
wanita sangat berisiko, hamil di saat usia masih muda sangat berbahaya untuk
persalinan dan kesehatan rahim.
3.
Pendidikan, tentunya jika anda menikah
di usia dini akan mengorbankan pendidikan, dimana di usia anda mungkin belum
sepenuhnya lulus SMA.
Dari 3 dampak
negatif pernikahan dini di atas dapat anda pertimbangkan sebelum mengambil
keputusan penting ini. Selain dampak negatif, ada juga dampak positif yang
mungkin dapat anda pertimbangkan.
Jangan Takut Menikah Muda, banyak
orang mengatakan, skala kematangan dan kedewasaan seseorang tak ditentukan oleh
usia. Pasangan yang memutuskan untuk menikah muda tentunya telah siap dari sisi
pemikiran, sikap dan kematangan tanggung jawab akan masa depan. Walaupun
mungkin, sisi keuangan pasangan muda masih belum sebaik mereka yang telah
menempuh karir selama 20 tahun. Kenapa harus takut? Masih banyak peluang karir
yang bisa dibangun walaupun seseorang telah menikah muda.
Bahkan, para psikologis seperti kami kutip dari Geniusbeauty menyebutkan bahwa pernikahan yang terlambat akan berpengaruh buruk pada kesehatan mereka dan anak-anak mereka kelak. Sementara itu, peneliti dari Penn-State University, Amerika Serikat menemukan bahwa pasangan yang menikah muda (usia 18-25 tahun) memiliki perkembangan psikologis yang lebih baik dibandingkan pasangan yang terlambat menikah.
Bahkan, para psikologis seperti kami kutip dari Geniusbeauty menyebutkan bahwa pernikahan yang terlambat akan berpengaruh buruk pada kesehatan mereka dan anak-anak mereka kelak. Sementara itu, peneliti dari Penn-State University, Amerika Serikat menemukan bahwa pasangan yang menikah muda (usia 18-25 tahun) memiliki perkembangan psikologis yang lebih baik dibandingkan pasangan yang terlambat menikah.
Nikmatnyaaa nikah muda
BalasHapusNikmatnyaaa nikah muda
BalasHapusWah informatif bgttt nihhh, jadi gak ragu lagi deh buat nikah mudaa yuhuuu
BalasHapus